Nasehat dari Sahabat (2)

Perubahan itu suatu keniscyaan. Ya,kita pasti mengalaminya,baik karena memang disengaja atau karena tidak disengaja.Coba saja bercermin,lihat wajah elok nan rupawan itu,adakah perubahan dari yang kemarin atau sebulan lalu atau bahkan setahun lalu.Hm,kita memperhatikannya.Ada perubahan yang memang terjadi diluar kehendak dan ada juga perubahan yang memang kita upayakan.Misalnya ada jerawat,itu karena apa?Hm,lalu usaha kita gimana?Biarin aja atau berusaha membersihkannya.OK,cukup intronya,malah nyasar ke topik jerawat. 
-_-#maaf_yang_jerawatan
Kembali ke “berubah”.Topik ini jadi bahan omongan akhir-akhir ini.Hm,perubahan yang terjadi pada diri.Ya,gampang saja bisa membahas hal perubahan.Saat kau bertemu dengan teman atau sahabat lama,pasti dia langsung mengamatimu dari atas sampai bawah.Dia benar-benar akan memperhatikanmu,dari penampilan atau tutur kata.Yah,itu maksudku.
Berubah itu wajar,dan memang harus kita lakukan.Kalau ga “hijrah” kita tak pernah menemukan sesuatu yang baru.Eits,tapi hati-hati,jangan sekedar berubah.Berubahlah menjadi lebih baik.Nah,standarisasi menjadi lebih baik itu yang penting digali.Lebih baik dari hari kemarin.Itu pointnya.Sehingga patokannya adalah diri sendiri,bukan semena-mena membandingkan dengan orang lain.Hal itu sering terjadi.Kalau menurutku,orang lain bisa jadi pembanding dan penambah motivasi,tapi tetap capaian kita pada target perubahan kita.Dan saat sudah punya sasaran jangan mudah tergoda dengan cara perubahan orang lain yang tak sesuai dengan irama dan suara hati.
Berubah itu lumrah,apalagi sudah pindah tempat.Bunglon aja kalau di pohon bisa berubah warna dari hijau menjadi coklat,dan saat rerumputan balik lagi jadi hijau.Hahaha,kemampuan yang luar biasa.Kita belajar dari motivasi bunglon,apa tujuannya dia berubah warna.Ya,tidak sekedar berubah.Hm,mungkin kita pernah ikuti cara bunglon,ya memamg harus adaptasi dengan lingkungan baru.Tapi karakter dan ciri kita tetap,prinsip ga boleh goyah apalagi jadi melebur dengan warna mereka.Sayang,tanyakan pada hatimu?Kalau hati tak tentram maka jangan paksakan.Ceileeee,kayak apa saja ya?
Entahlah,saya juga belum begitu paham tentang hal ini.Hanya berusaha memahami tentang beberapa kasus perubahan pada teman lama saya.Ada yang cerita sudah berubah terkait mengelola emosinya,ada yang berubah penampikannya lebih colourful,ada yang berubah menjadi lebih lembut,ada yang berubah dengan hijabnya.Sering mendengar komentar orang lain terhadap mereka yang “tampak” nyata berubah,alhamdulillah kalau banyak yang positif.Tapi tak jarang juga ada komentar yang kurang menyenangkan,seakan “menjudge” bahwa usaha merubah diri dan penampilannya jauh menurun daripada tahun-tahun sebelumnya.Ahhh,kita tak tahu isi hatinya,tak tahu apa motivasinya.Boleh jadi keputusannya begitu karena ada hal yang jauh lebih baik yang disiapkan.
Terkait emosi,ada yang masih dendam dengan kejadian masa lalu.Sehingga dengan sengaja membuat komitmen yang tak pernah terbesit orang lain,agak tragis mendengarnya,tapi apa ada daya belum sempat menanyakannya pada sumber berita.Sayang,benarkah itu yang kau sebut berubah yang lebih baik?
Kembali pada cermin di depan wajah kita,kembali bertanya apakah diri ini sudah berubah menjadi lebih baik?
Lalu duduk,sesekali bolehlah buka file foto-foto yang lalu (manfaatkan narsis dengan bijak - teori ngasal) dan perhatikan senyum kita dan apapun memori terkait hal itu.Misal dari jilbab yang kita kenakan,pakaian yang kita pakai atau lokasi dimana kita foto,terlihat lebih gemuk sekarang atau lebih tinggi badan kita,dst.Refreshing yang bisa menyenangkan tanpa berpindah tempat,mengingat dan mengevaluasi apa yang sudah berubah dalam diri ini.
Ya,berubahlah menjadi lebih baik.Itu pesan sahabatku.Terima kasih,sahabat.
Semoga ukhuwah kita akan terus terjaga,saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran.
Salam cinta dan sayang.
See you!

Komentar