Judul ini kutulis karena aku
menyimpulkan seperti itu. “Ukhuwah” itu ada karena proses. Bukan semata-mata
langsung “given”. Tapi karena ada proses, ada usaha, dan ada tahap yang dilalui
sebelumnya. Mungkin kita sering mendengar 5 tahapannya, apa saja hayooo?
Searching deh, dari taaruf, sampe akhirnya level tertinggi itsar. Hm,lagi-lagi
topik terkait ukhuwah menarik bagiku, selain topik tentang cinta ^_^. Hahaha.
Yup,kali ini ikatan persahabatan atau ikatan persaudaraan ini sungguh menyentuh
kalbu. Ya, ini pekerjaan hati. Dan lebih-lebih terkait dengan iman kita.
Hmmm,pernah dapat sms uhuwah dari seseorang, bukan karena ukhuwah ini yang yang
salah, ukhuwah tak perlu diperjuangkan dengan berlebihan, tapi rapuhnya ukhuwah
karena iman kita lagi compang-camping. T_T. Kalau inget sms itu jadi inget
seseorang, ^_^ yang kirim sms itu ke aku.
Oke,back to the topic. Ukhuwah itu ga cuma-cuma,men!
Saat kita berada di manapun itu, kita tak bisa hidup sendiri, butuh orang lain.
Ya, kita butuh akan damai dan nikmatnya ukhuwah itu. Tapi kok belum merasakan
ya? Ups…jangan langsung menyalahkan teman atau saudara kita? Jangan menjudge
bahwa mereka tidak perhatian, mereka tidak sayang, atau mereka tidak mau
membantu meringankan beban kita. Hohohoho. Coba cek,apakah kita yang berharap
mendapatkan perhatian,sayang dan bantuannya, pernah juga melakukan hal serupa
kepada orang lain? Dooor!!! Ngaku!Ngaku! Kalau sudah, tapi masih ada perasaan
kok ga ngefek ya? Atau kok dia ga balas budi se? Ups,Oh men,kau kena jebakan
batman. Hahaha, Itu namanya yang sudah dilakukan kemarin-kemarin masih ga
ikhlas, karena berharap dibalas dengan hal serupa atau bahkan lebih. Yup,
intropeksi sebelum kecewa pada respon orang lain, khususnya respon orang yang
kita harapkan membukakan hatinya untuk membangun ukhuwah.
Nah,jadinya idealnya kita yang
memulai untuk “memberi” rasa ukhuwah itu. Kita beri rasa manis,asin atau pahit,
kita yang bisa menentukan. Atau boleh juga rasa jus buah, tinggal pilih rasa
jus jambu,jeruk, strawberry,melon atau lainnya. Itu terserah kita di awal. Tak
perlu menuntut orang lain memberikan serupa, tapi tetap boleh mendoakan dengan
tulus, agar Allah senantiasa mempertautkan hatinya dengan kita dan juga Allah.
Kita tak boleh pesimis, Allah lah yang maha membolak-balikkan hati. Sehingga
bisa jadi suatu saat, kau akan diberi kejutan olehnya. ^_^
Hm,jadi inget judul lagu yang dulu
sempet populer “Karena Wanita Ingin Dimengerti”. Yup,sepakat banget!!!
Hehe,narsis nih. Ya iyalah, kan aku cewek, jadi memang ingin dimengerti.
Ups,tapi kok kayaknya agak maksa [dikit] bahwa seruan untuk memahami perasaan
wanita. Trus cowok gimana? Hahaha, mereka juga punya perasaan kali. Jadi aku
edit kalimatnya ya, bahwa “Karena Kita Ingin
Dimengerti”. Semuanya deh, tak terkecuali, baik yang nulis maupun yang baca.
Pasti ingin dimengerti. So,kalau ingin dimengerti, ya jangan diem aja. Trus
apa? Ya, cerita lah! Ungkapkan apa yang membuat kau ingin dimengerti. Bagikan
bebanmu walau sedikit, berikan kesempatan sahabat atau temanmu untuk memahami
apa yang kau rasakan, walau kau yakin bahwa dia pun takkan bisa mengatasi
masalahmu. Tapi please, cobalah percaya, cobalah terbuka, cobalah cerita,
cobalah berbagi suka duka, agar kau tak merasa sendirian di bumi Allah yang
luas ini. Cobalah tangkap sinyal positif dan perhatian dari orang-orang di
sekelilingmu.
Tak ada ukhuwah jika tak saling
merepotkan. Begitu kata seseorang yang pernah kukenal. Jadi takkan ada namanya ukhuwah kalau tidak
saling merepotkan. Huh,jahat kayaknya. Sadis juga kalimatnya. Kalau dibalik
jadinya, kalau kau tak mau merepotkan orang lain jangan harap mendapatkan
nikmatnya ukhuwah itu.Mungkin kalimat ini tak sesuai aturan logika yang
sebenarnya, hehe, jadi inget MD1. Tapi intinya adalah ukhuwah itu ada karena
ada proses, karena ada interaksi, karena saling memahami, karena saling
mengenal, bukan karena kita saling diam, apalagi hanya gunakan bahasa batin,
atau bahasa tubuh yang divisualisasilan dengan ekspresi wajah atau teriakan
spontan kita.
Ukhuwah itu ada karena proses, ada
saat mudah dan sulit. Mengenal seseorang bukan hanya tahu nama dan tanggal
lahirnya. Tapi lebih dari itu. Proses bisa memahami pun banyak cara, banyak
sarana, banyak ujiannya. Apalagi yang baru kenal. Ya, proses itulah untuk bisa
bangun ukhuwah. Lagi, ukhuwah itu ada karena proses.
Komentar