OWOB – Ashabul Kahfi Melek 3 Abad


Waktu lihat cover bukunya bener-bener desainnya menarik , baca judulnya bener-bener nyentrik, apalagi saat baca nama penulis dan latar belakangnya, membuat buku ini semakin asyik. Wow,keren!!! Di cover belakangnya, ada cuplikan dari tulisan yang membuat para pembaca semakin penasaran, ya, peristiwa tidurnya ashabul kahfi selama 309 tahun. Hm,penasaran kan? Ya, beli aja, lalu baca bukunya! Pasti kaget dan pegang kepala, karena analisis dari penulis, yang notabene adalah memang neurosains (pakar), yaitu dr.Nurussyariah H.Tak kalah keren, penulis yang satunya adalah Dr.H,Nadirsyah H, dosen di UW Australia. Hm,salut banget, kedua akademisi ini bisa menulis buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami, walau tak jarang kita akan dikenalkan dengan beberapa kajian tentang neurosains dan hukum.


Oh,ya, pesanku jangan kecewa berat, karena ternyata kisah tentang tidurnya ashabul kahfi hanya dibahas dalam satu bagian saja. Tapi satu topik itu saja bisa membuat buku ini sangat spesial. Bener-bener kita diajak memikirkan dan membayangkan kondisi pada saat di dalam gua, kok bisa selama 309 tahun, mereka tidur, tapi dengan mata terbuka (baca melek). Hm,haha, baca sendiri ya, tersedia di toko buku kesayangan Anda, yang terdekat juga insyaAllah ada. Intinya, penulis mencoba share tentang keilmuan yang dimilikinya, dan mengajak kita mentadaburinya dengan irama yang seru. Nah, selain kisah ini, banyak banget ulasan yang diangkat untuk mentadaburi Al Qu’ran. Terdapat 6 bagian besar dalam buku ini, yaitu Ketika Kedokteran dan Neurosains Mutakhir Menjelajah Alquran, Kisah Kang Ujang Dkk Memahami Al Quran, Sosok Ilmuwan Besar dari Rahim Al Quran, Saat Akal Sehat Menjelajah AL Quran, Saat Al Quran Menggugah Kalbu dan Puasa Persembahan Cinta. 

Hm,dalem pokoknya, aku suka yang bagian menyangkut tentang neurosains, keren banget. Tulisan yang berjudul Istiqomah, proses pembelajaran otak, itu keren banget. Beliau menjelaskannya disini tentang istioqmah dan kaitannya dengan otak. Kisah tentang berakhirnya usia Raja Namrud juga dituliskan disini, hanya gara-gara nyamuk, jujur aku baru tahu. Dan bener-bener menujukkan kuasa Allah. Raja yang super duper jahat itu, mati di tangan anak buahnya gara-gara mau menghentikan ulah nyamuk yang masuk ke otaknya. Tak hanya nyamuk, juga disebut-sebut lalat yang fenomenal, karena lalat seseorang bisa masuk neraka dan syurga. Kok bisa? Ya, ada di buku ini ceritanya. Hehe,sapa yang mau pinjam bukunya?#acungkan tangan ^_^.

Tak kalah keren dengan tulisan yang menyinggung nyamuk dan lalat, penulis juga membahas tentang kelebihan yang dimiliki laba-laba. Tahu,apakah itu? Hm,ya, sarang laba-laba. Jaring laba-laba telah diteliti bahwa tahan air dan memiliki kekuatan lima kali lebih besar dari baja dengan ukuran yang sama dan dua kali lebih lentur dari serat nilon. Wow, amazing. Cek, panggil anak teknik sipil aja deh….*_* Nah, ternyata kontruksi sarang laba-laba merupakan salah satu kontrukti yang paling kokoh, sehingga mendorong dibuatnya Kevlar, serat untuk rompi anti peluru. #kedip-kedip mata=kagum. Padahal di dalam Al Qur’an, di surat Al Ankabut ayat 41, Allah berfirman bahwa rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.

Tulisan tentang tidur dan otak, juga wow banget. Penulis menjabarkan bahwa tidur itu tidak sederhana yang kita rasakan. Dijelaskan detail menganai 2 fase yang ada dalam tidur kita, yaitu fase NREM dan fase REM. Apalagi saat disandingkan dengan ayat 42 pada surat Az Zumar. Hayooo, ambil mushafnya, baca artinya sendiri ya, kalau penasaran tentang tulisan yang mengulas tentang ini, segera baca bukunya.Hehe…#promosi lagi.

Lagi-lagi tentang sesuatu yang kecil yang sangat bermakna dan harus kita bersyukur atas kenikmatan sampai saat ini yang Allah berikan. Ada kisah tentang Mathew, yang terkena stroke tiba-tiba dan dioperasi. Setelah operasi, dia tidak mengenali istrinya, Laila namanya, karena ada emboli kecil pada pembuluh darah otaknya yang memberikan suplai darah ke salah satu area persepsi visual yang ikut diangkat saat operasinya. Hiks hiks, sungguh malang. Ya, begitulah kuasa Allah yang bisa mengalahkan janji para dokter yang menjanjikan semuanya akan baik-baik saja. Ups, bukan berarti jangan percaya dokter lho, maksudnya di sini adalah ada kehendak Allah yang bisa saja terjadi. #Heh, ibuku juga dokter, jadi aku paham bagaimana para dokter berusaha dengan yang terbaik yang mereka bisa lakukan untuk membantu pasien. Apalagi penulis juga dokter dan ahli neurosains, sangat paham apa saja yang bisa terjadi itu semua atas izinNya.

            Kisah kang Ujang juga menginspirasi, bagaimana beliau dan teman-temannya menuntut ilmu. Penulis sungguh cerdas meramu kisahnya, sehingga pembahasan tentang bid’ah menjadi lebih sederhana dan mengena. Sosok-sosok ilmuwan besar Islam juga sangatlah keren, bener-bener perjuangan gigih mereka harus bisa kita teladani, sebut saja Ibnu Sina, Al Thusi, Sayyidah Nafisah, Al Razi, Al Mawardi, Rumi, Raj Chetty, dan Imam Syafi’I. Hm, ada yang paling muda yang sangat keren, kisah Raj Chetty, pemuda India yang sudah menjadi professor di Havard kurang dari umur 30 tahun. Keren banget, lulus S1 dan S3-nya diselesaikan pada umur 23 tahun. Heh, kuliahnya double gitu, super duper pinter ya. ^_^

            Saat membaca buku ini, kita pun juga diajak berpikir. Ya, tentang tulisan yang judunya Ibadah dalam Lintasan Zona Waktu. Hm, kasusnya begini, disimak, boleh ditulis juga buat coret-coretan.#Ini semacam soal matematika. Kasusnya begini : Seorang muslim terbang dari Sydney pada pukul 15.00  ke Vancouver, Kanada pada tanggal 2 Januari 2014. Perjalanannya melintasi samudera Atlantik selama hampir 20 jam dan tiba di Canada sekitar pukul 16.00. Nah, lho! Perbedaan waktu Sydney dan Vancouver lebih cepat 19 jam. Hayooo, lalu gimana sholatnya yang 20 jam perjalanan? Ok,tulis jawabannya di selembar kertas, jangan lupa nama dan NIM di pojok kanan atas, lalu dikumpulkan. Waktunya 15 menit. #Ups,anggap ini kuis kecil nih. Nah, kalau kasus kedua dibalik, perjalanan dari Canada ke Sydney, bagaimana? Bisa jadi akan kehilangan 1 hari dari kalendernya, berangkat tanggal 7 Januari lalu sampai tanggal 9 Januari. Lho, lalu yang tanggal 8 Januari-nya dia bagaimana? Hm,ayo berpikir (T_T). Cluenya ada di buku ini.#lho.

            Cerita kocak, tetapi sungguh alami dan penuh pelajaran bagi kita semua. Kisah tentang puasa di Australia, dimana membuka cakrawala, lintas mahzab, etnik dan kebangsaan. Kalau misalnya di Indonesia yang dulu masih rame tentang jumlah rakaat sholat tarawih 11 atau 23, di sanapun terjadi. Ya, islam itu sungguh kaya, dan mengajarkan kita prioritaskan ukhuwah daripada perpecahan. Unik lagi, pas sholat Id, tentang takbir di rakaat pertama dan kedua. Penulis menuliskan kejadian lucu ketika imam membaca takbir di rakaat kedua, ada makmum yang refleks langsung rukuk, dan terpaksa “dicolek” kawan sebelahnya untuk kembali berdiri. Hehe, bayangkan coba, kalau kita di posisinya, antara bingung dan galau ya. #eh,bedanya apa coba?

            Bagian terakhir dalam buku ini pun mengajak kita merenung lebih cerdas. Tulisan yang tak bisa ditebak di akhir tulisan yang berjudul “Analisis Membumbung dan Analisis Membumi”. Kisah tentang Kemo Sabi dan Shekar yang memasang tenda di tengah gurun, dekat oasis. Beberapa jam setelah mereka tidur, Sabi membangunkan Shekar dan bertanya, “Lihatlah ke atas dan katakan kepada saya apa yang kau lihat?” Shekar pun menjawab, “Aku melihat jutaan bintang.” Sabi kembali bertanya, “Jadi, apa artinya itu?”. Daaar….tahu ga jawabannya si Shekar setelahnya? Hm,analisis yang membumbung, yoi, melangit banget, bahas tentang ahli falak, ahli nujum, gelagat waktu, dan orang alim. Di akhir cerita respon Shekar hanya menggelengkan kepalanya, “Shekar, ga usah cerita kemana-mana, kamu sadar ga sih, kalau kita bisa lihat bintang-bintang di langit itu artinya tenda kita telah dicuri orang!!”.Astaghfirullah,parah banget ya, jangan sampai kita karena sok tahu dan ingin dipandang keren sampai tidak sadar dengan kondisi di sekitar kita, padahal hanya perlu analisis yang membumi. Btw,pernah punya pengalaman gitu ga?

            Cerita singkat tentang Akhlak di Jalan Raya, hehe, menohok banget tuh. Penulis dengan sederhananya menceritakan fenomena terkait perbedaan akhlak orang di Indonesia dan Australia. Dan banyak banget sub-sub tulisan yang keren, yang saat membacanya, jadi sadar bahwa banyak hal yang harus diperbaiki dalam diri kita. Oke,inspirasi yang kudapatkan dari buku ini, sudah aku ceritakan kan. So,met beli bukunya, dan membacanya. Kau juga akan bertahan melek melahap buku ini, karena buku ini, so inspiring. Percaya aja ya, daripada repot.#ya elaaah..

Komentar