Hehe, judul yang aneh sepertinya. Maklum bagi saya
yang suka tiba-tiba melamun, dan memikirkan tentang diri sendiri, merenung di
saat-saat sepi dan sendiri. Proses mencuci manual, tanpa mesin cuci yang ku
kerjakan biasanya sekitar 1 jam, dari mulai merendam sampai menjemur.
Entah angina apa yang membuatku merenung, sambil
ngucek baju yang sudah sejak tadi direndam dengan detergen. Tiba-tiba aku
tersadar dengan analogi sederhana ini. Ya, mencuci ini adalah proses
membersihkan noda atau kotoran di baju atau pakaian yang kita pakai. Hm,
mungkin memang tak ada noda membandel di baju, tapi ada bau keringat yang tak
wangi yang harus segera dinetralisir. Atau bukan bau keringat, tapi ada bau
lain yang tak sedap karena agak lama jeda tidak mencuci. Parahnya kalau terlalu
lama menunda mencuci baju, bisa-bisa ada jamur yang menempel di baju. Nah,
analogi ini yang tiba-tiba kusandingkan dengan analogi bertaubat. Hehe, aq
langsung mikir dosa-dosa yang masih menempel di tubuh, dan harus segera dicuci,
direndam di dalam ketenangan dan khusyu’nya sholat, ditambah detergen dzikir
untuk bisa mencuci lebih bersih. Tak hanya itu, setelah selesai dibilas, bisa
direndam lagi dengan wanginya membaca AlQur’an. Ya, paket simple yang luar
biasa. Dan tak lupa di setiap jedanya, bisa menambahkan istighfar di setiap
tarikan hela nafas yang panjang, saat merasakan proses taubat itu seakan
mencuci noda yang sangat membandel. Ya, semoga renungan sederhana dan simple ini juga bisa mengingatkanku untuk rajin mencuci
baju, tidak menunda-nundanya. Begitu juga segera bertaubat saat mengetahui ada
noda-noda dosa, khilaf dan cacat dalam amal, tidak menunda-nundanya sebelum
noda membandel mengotori hati kita dan membuatnya jadi hitam, beku dan akhirnya
mati. Astaghfirullah. Yuk, rajin cuci hati kita dengan taubat yang sebenar-benarnya.^_^
Komentar