“Perumpamaan orang
yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.” (Al Baqarah
261)
Allah jelas
menerangkan kepada kita tentang menginfakkan harta di jalan Allah. Allah
memberikan analogi yang sangat jelas, sangat menjanjikan, dan sangat luar
biasa. Infak disamakan seperti biji yang tumbuh, dan perhatikan tumbuhnya tidak
hanya 1, tapi tujuh tangkai. Dan setiap tangkai ada seratus biji. Sehingga kita
sering mendengar bahwa infak itu bisa berlipat sampai 700 kalinya. Iya kawan,
sangat luar biasa, mana ada orang yang menjanjikan dengan segitu besarnya
balasan. Hanya Allah yang bisa menjanjikan dan memberikannya kepada hamba yang
dikehendakiNya.Tuh kan, ada syarat bahwa Allah akan melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki. So jangan menyerah, siapa saja bisa dapat kok. Semangat berinfak
di jalan Allah. ^_^
Tentang sedekah, Allah pun melanjutkan penjelasannya di ayat 262 – 274 dengan detailnya. Ayoooo, dibuka mushafnya, coba kita baca arahan yang jelas mengenai berinfak. Dan sekaligus akan menjawab pertanyaan dan kepo kita mengenai siapa saja yang bisa mendapatkan kesempatan untuk dipilih Allah menjadi bagian dari orang-orang yang Dia kehendaki.
Pada ayat 262 berisi bagi yang menginfakkan hartanya kemudian tidak mengiringi dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti yang menerimanya. Karena dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan penerima karena pamer (riya’) dapat merusak pahala sedekah. Sampai-sampai Allah memberikan perumpamaan di ayat ke 264, mereka itu seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggal batu licin lagi. Mereka tidak mendapatkan sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Sayang banget kan, padahal ada tawaran akan berlipat justru jadi hilang dalam sekejab. Inilah yang dinamakan rugi.
Kalau tadi perumpamaan bagi yang rugi seperti batu yang licin, Allah juga menjelaskan dan memberi perumpamaan bagi mereka yang berinfak untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa, seperti sebuah kebun yang terletak di datarang tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Keren banget kan, seperti kebun buah yang hasilnya jadi dua kali lipat. Mau…..? Ya iyalah…
Kalau tadi perumpamaan bagi yang rugi seperti batu yang licin, Allah juga menjelaskan dan memberi perumpamaan bagi mereka yang berinfak untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa, seperti sebuah kebun yang terletak di datarang tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Keren banget kan, seperti kebun buah yang hasilnya jadi dua kali lipat. Mau…..? Ya iyalah…
Ada lagi nih
arahan dan petunjuk dalam berinfak, di ayat ke 267 yaitu menginfakkan sebagian
hasil usahamu yang baik-baik. Nah berarti yang kita infakkan adalah hasil usaha
dan hasil bumi yang baik. Allah sudah memperingatkan kita jangan sampai memilih
yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kita sendiri tidak mau mengambilnya.
Wow, indah banget kan, so sweet. Infak itu memberikan yang baik bukan yang kita
sendiri tidak mau mengambilnya. Allah
pun mengingatkan jangan percaya sama syetan yang menakut-nakuti kemiskinan
kepada kita lantaran kita berinfak. Jangan ikuti bisikan syetan untuk kikir.
Allah pun
menerangkan kembali bahwa kalau mengeluarkan infak atas nazar yang kamu
janjikan. Maka Allah pun mengetahuinya. Nah, di ayat 271 sampai 274
menggambarkan dengan jelas sikap yang seorang yang berinfak. Jika menampakkan
sedekahmu, dengan tujuan agar dicontoh orang lain, bukan untuk riya’ maka itu
baik. Dan kalau menyembunyikannya alias diem aja nih, maka itu lebih baik
dan Allah akan mengampuni
kesalahannya. Harta yang diinfakkan maka
kebaikannya adalah untuk yang berinfak. Lagi dan lagi, Allah memperingatkan
kita kembali di ayat 272, “Dan janganlah kamu berinfak melainkan karea mencari
ridha Allah.” Dan di ayat 274 pun, Allah menjawab uneg-uneg kita, yaitu bagi
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang haru (secara) sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.”
Oke, kawan,
berarti syarat menjadi bagian dari yang dikehendaki Allah untuk mendapat
balasan yang berlipat ganda adalah berinfak
karena untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa. Tak hanya
itu, kita tidak mengiringi dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti yang
menerimanya. Selain itu menginfakkan harta kita yang baik. Nah, baik siang atau
malam, baik sembunyi atau terang-terangan, Allah Maha Tahu dan Maha Teliti atas
segalanya, atas niat dalam hati kita dan apapun yang kita kerjakan, apa yang
kita infakkan. Sip kan, yuk berinfak dengan yang baik. ^_^ Yuk raih keutamaan
berinfak !
Komentar