Edisi Belajar dari Hidup (cie....lebay juga judulnya ^_^)

(status facebook saya akhir-akhir ini segitunya ya. ==" baru sadar)


edisi 1 :
Ada rasa deg-degan, ada harapan, ada takut, saat usaha belum sempurna.
Hm,merasa persiapan belum cukup untuk menghadapi ujian nanti yang akan dihadapi. Keep move it, keep trying, keep spirit. Lagi-lagi, hidup itu proses, tak semua proses bisa dilewati dengan bersantai, ada kalanya prosesnya butuh perjuangan yang lebih. Salah satunya perjuangan memusuhi ego dan hawa nafsu. Ya,tak salah berharap yang terbaik, tak salah pula berusaha dengan sekuat tenaga, dan tetap ikhlas menerima takdirNya

edisi 2 :
Salah dan benar mungkin hal yang jelas berbeda. Baik dan buruk pun harusnya bisa kita bedakan. Ya, tak hanya benar, tapi juga baik, itu yang kita pilih. Dan tak hanya itu, kita berharap mendapat yang lebih baik. Tak cukup juga, doa kita selalu berisi meminta yang terbaik. Yup, maafkan saya, mungkin salah dalam memilih, atau memutuskan. Ini adalah bagian dari ikhtiar saya. Semoga ini yang terbaik buat kita. Aamiin 

edisi 3:
Mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan dipikirkan itu belum cukup. Menuliskan waktu dan menatanya dalam jadwal agenda itu juga belum cukup. Hm, langkah nyata mencoba, mengerjakannya dan berusaha menyempurnakannya itu mencukupkannya.
Tugas, quiz, tanggung jawab, amanah, hutang, dan sederetan poin yang lain sepertinya masih dalam list antrian di otak dan di hati. Ya, mulai menyusun "mana yang harus diprioritaskan" dan lalu dikerjakan. Oke,keep spirit

edisi 4:
Proses perbaikan diri itu tak hanya sedetik, semenit, sejam, sehari, sebulan, atau setahun, tapi seumur hidup

edisi 5:
Proses itu memang bertahap, tahap demi tahap, langkah demi langkah, satu per satu. Ya, begitu juga proses belajar, ya itulah hidup, baik itu untuk ilmu duniawi dan juga ilmu akhirat. Dalam proses memahami dan menerapkan, ada kemungkinan kita melakukan kesalahan, itu karena kekurangan dan keterbatasan kita. Bukan selalu disebabkan kesalahan "apa yang kita pelajari dan yakini". Tak layak rasanya, kita menyalahkan orang yang dengan niat dan tujuan yang baik, saat dia terpeleset pada kesalahan, bukan doa dan dukungan yang kita berikan, dan bukan khusnudzon, malah cemoohan dan celaan karena dia telah membawa "cap kebaikan" di awal perjuangannya.

edisi 6:
Ya,harus ada sejuta harapan, semangat dan optimis. Terkadang kondisi itu terbalik, saat merasa lemah dan tak paham apa yang dihadapi. Semua proses belajar ini harus dinikmati. 

edisi 7:
Saling berbagi ilmu, cerita, pengalaman atau apa saja yang telah kita lakukan dan rasakan = menambah kualitas saling memahami di antara kita= meningkatkan ukhuwah. Terima kasih teman-teman, pagi ini ku belajar banyak dari kalian.

edisi 8:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).
jadi dapat ditarik kesimpulan obat galau = berdzikir (mengingat) Allah.

edisi 9 :
"ukhuwah tanpa keterbukaan = omong kosong" (kata seorang sahabat yang namanya minta dirahasiakan)
hm,begitukah ? so, biar "ukhuwah sejati" terasa di hati banget.

edisi 10 :
Idealisme itu wajib dimiliki, tetapi harus bisa mengimplementasikannya ke dimensi realita yang ada. Dengan bekal iman, harapan dan cinta, yakinlah usaha mewujudkan impian itu akan menjadi nyata.



Komentar