[#4] Presiden 2014 : Presiden Indonesia Adalah Sosok yang CERDAS

Fathonah berarti cerdas, mempunyai pengetahuan/intelektual yang tinggi. Ini adalah sifat keempat Rasulullah saw, sebagai karakter mendasar sosok pemimpin sejati.
Ya, begitu juga presidenku kelak yang terpilih di pilpres 2014. Presiden Indonesia yang cerdas. Presiden yang cerdas dalam mengambil keputusan, cerdas dalam mengambil sikap, cerdas dalam memikirkan strategi mengatasi masalah Indonesia, cerdas dalam menyampaikan pesan, cerdas dalam menangkap peluang, cerdas dalam peka terhadap sekitarnya. Hm, ideal banget sepertinya. Tapi itu mungkin, kawan. Mungkin sekali. Cerdas bukan melulu value yang sifatnya given, atau asli dari pemberian Allah. Kecerdasan mata hati juga bisa diasah sejak dini. Kecerdasan mental juga ditingkatkan sejak beliau belajar dan berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan spiritual juga dibangun setiap harinya, dengan ibadah, dzikir dan amal sholihnya. Kecerdasan bersikap, berkata dan yang lainnya, adalah hasil nyata dari kebiasaan yang telah beliau lakukan. Semua membentuk kecerdasan beliau.

Cerdas disini bukan hanya yang punya ijazah sebagai seorang professor, atau guru besar, yang sudah lulus dari S3. Atau bukan hanya sosok yang sudah pernah kirim hasil risetnya ke conference atau agenda keilmuan lainnya. 
Presiden yang cerdas adalah sosok yang bisa menempatkan “sesuatu” di tempat yang tepat. Menyikapi suatu kejadian dengan porsi yang tepat, bukan yang berlebihan (baca : lebay). Sosok presiden yang bisa menemukan “algoritma” baru dan menerapkannya untuk mengatasi masalah Indonesia. Beliau tahu mana masalah yang menjadi prioritas pertama dan utama, beliau tahu mana masalah yang tak perlu dikomentari, beliau tahu mana masalah yang sensitif sehingga harus ditangani dengan hati-hati, beliau tahu strategi yang tepat untuk mengatasi masalah yang sedang membakar Indonesia, beliau tahu mana hal-hal sepele yang bisa menimbulkan resiko yang fatal.
Kecerdasan beliau juga akan nampak nyata saat beliau memilih “pasukan berperang”nya, hehe, maksudku para pejabat menteri yang bekerja di kabinetnya selama 5 tahun. Beliau dengan cerdas memilih mana orang yang tepat yang bisa mengatasi masalah, memilih mana yang komitmen yang bersedia berjuang bersama.
Kecerdasan beliau juga akan nampak saat menyampaikan gagasannya, bukan ide kosong, bukan arahan yang tanpa dasar. Beliau sosok presiden yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh semua, yang bisa memberi arahan yang jelas.
Ingatkah kawan, sosok pemimpin yang cerdas, yang memiliki ide brilian untuk strategi perangnya. Dia pemimpin yang akan selalu dikenang, memperoleh kemenangan menaklukan konstatinopel. Ya, dialah Muhammad al Fatih. Luar biasa, cerdas! Dengan strategi perang yang “belum pernah ada”, “belum diuji coba”, hm, “beliau menemukan algoritma meraih kemenangan perang yang baru”. Fenomenal, dan tak umum, tak biasa, standar yang tinggi, benar-benar menguji kepercayaan dan kekuatan pasukannya. Biasanya kapal dijalankan di atas laut, ini malah diseret melintasi bukit atau gunung….betapa sakitnya, betapa lelahnya, betapa tidak masuk akal, betapa luar biasa. Pasukan perang terbaik dalam sejarah yang mengikuti cara belilau, tanpa keraguan, tanpa protes yang menggebu-gebu. Boleh jadi di benak mereka ada sejuta pertanyaan keraguan, tapi dalam hati ada setrilyun keyakinan untuk bisa meraih kemenangan dengan cara yang berbeda.
Hm, begitu cerdasnya beliau. Beliau memilih cara yang unik, yang tak pernah terpikir oleh pemimpin perang sebelumnya. Dan cara ini pun tak pernah dilakukan lagi oleh pemimpin perang yang lain. Hm, cerdas banget!!!
Begitulah contoh sosok pemimpin yang cerdas. Boleh jadi presidenku 2014, yang cerdas tentunya, sekarang lagi membuat mind map atau semacam strategi untuk membangun Indonesia Raya untuk berjaya.
Ya, lagi-lagi saya tekankan, ini bukan tulisan pengandaian, tapi ini adalah tulisan harapan. Harapan itu masih ada. Semoga harapan ini bisa menjadi kenyataan.
Depok, 24 November 2013

Komentar