Ya Allah, Aku mencintainya. Ini hal yang wajar kan ? (part 2)

                   
Yups, disini deh mulai bahwa rasa cinta itu adalah fitrah dari Allah, sehingga faktor yang menyebabkannya juga ada hubungannya sama Allah. Nyenengin banget kan, kalo udah paket komplit gitu, mana hati yang ga condong kepadanya. Beda banget kalo ada cewek cantik bgt, tapi ternyata akhlaqnya kurang cukup dibilang sholihah, mungkin hati kita udah ga mempertimbangkannya. Parahnya saat pemilihan menjadikannya dia temen aja, kita udah coret namanya.wah, parah kan.
Mungkin ada yang salah dengan pemahamanku tentang ini, tapi kenapa selalu saja cara aku menyikapinya selalu begitu. Sangat biasa dan standar. Sifat kakuku muncul, saat ada sinyal aneh yang terdeteksi dari hatiku, selalu ada himbauan untuk hati-hati. Jujur, aku juga tak bisa mendefinisikan apa yang sebenarnya kurasakan. Saat ditanya, “pernahkah jatuh cinta?” Jawabnya “Ya, pernah.” Saat ditanya “Pernahkah sakit hati karenya?”. Jawabnya “Ya, Pernah.”
Maafkan, Aku. Aku terlalu lugu atau mungkin ini adalah salah satu kebodohanku. Aku selalu kagok dan bingung kalau menyikapi fenomena ini. Apalagi fenomena tentang kejujuranya mengenai perasaannya. Ya, saat kau berniat memulai dengan tulus, maka lakukanlah dengan cara yang lurus. Ya, dengan jalan yang diridhoi Allah. Bukan dengan “fase pengenalan” yang kita sendiri ga tahu pake dalil yang mana. Mencintainya karena Allah adalah salah satu alasan yang tepat sehingga kita pun memilih cara yang tepat untuk dapat mencintainya. Mencintainya karena Allah adalah alasan yang berawal dari niat mulia untuk menambah kecintaan kita kepada Allah. Mencintainya karena Allah adalah alasan yang mungkin susah untuk diungkap lewat kata ataupun puisi romantic dan surat cinta yang penuh dengan rayuan belaka. Mencintainya karena Allah adalah pekerjaan yang bisa dilakukan dengan hati, dimana hati tersebut juga cinta kepada Allah.  Hm, dengan mencintainya karena Allah pastinya akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati. Itulah yang kita sebut dengan “sakinah”.
Ya, Allah. Aku mencintainya karena Mu. Sehingga berikan dan tunjukkan mana jalan terbaik bagi kami. Kalau benar dia yang pantas kucintai karenamu, maka mudahkan dan lancarkan proses kami untuk menggenapkan dien ini. Tapi kalau bukan dia yang akan menemani dan mendampingi separoh perjalananku menujuMu, maka damaikan hati ini. Buat hati ini tentram dan ridho dia bersama selainku…. Aku yakin bahwa ketetapanmu itu sungguh yang terbaik. Bukan atas logika dan nafsu seperti manusia, tapi semua atas kehendakMu, semua sudah Kau tulis rapi di Lauh Mahfud.

Depok, 21 November 2013

Komentar