Yups, disini deh
mulai bahwa rasa cinta itu adalah fitrah dari Allah, sehingga faktor yang
menyebabkannya juga ada hubungannya sama Allah. Nyenengin banget kan, kalo udah
paket komplit gitu, mana hati yang ga condong kepadanya. Beda banget kalo ada
cewek cantik bgt, tapi ternyata akhlaqnya kurang cukup dibilang sholihah,
mungkin hati kita udah ga mempertimbangkannya. Parahnya saat pemilihan
menjadikannya dia temen aja, kita udah coret namanya.wah, parah kan.
Mungkin ada yang
salah dengan pemahamanku tentang ini, tapi kenapa selalu saja cara aku
menyikapinya selalu begitu. Sangat biasa dan standar. Sifat kakuku muncul, saat
ada sinyal aneh yang terdeteksi dari hatiku, selalu ada himbauan untuk
hati-hati. Jujur, aku juga tak bisa mendefinisikan apa yang sebenarnya
kurasakan. Saat ditanya, “pernahkah jatuh cinta?” Jawabnya “Ya, pernah.” Saat
ditanya “Pernahkah sakit hati karenya?”. Jawabnya “Ya, Pernah.”
Maafkan, Aku.
Aku terlalu lugu atau mungkin ini adalah salah satu kebodohanku. Aku selalu
kagok dan bingung kalau menyikapi fenomena ini. Apalagi fenomena tentang
kejujuranya mengenai perasaannya. Ya, saat kau berniat memulai dengan tulus,
maka lakukanlah dengan cara yang lurus. Ya, dengan jalan yang diridhoi Allah.
Bukan dengan “fase pengenalan” yang kita sendiri ga tahu pake dalil yang mana.
Mencintainya karena Allah adalah salah satu alasan yang tepat sehingga kita pun
memilih cara yang tepat untuk dapat mencintainya. Mencintainya karena Allah
adalah alasan yang berawal dari niat mulia untuk menambah kecintaan kita kepada
Allah. Mencintainya karena Allah adalah alasan yang mungkin susah untuk
diungkap lewat kata ataupun puisi romantic dan surat cinta yang penuh dengan
rayuan belaka. Mencintainya karena Allah adalah pekerjaan yang bisa dilakukan
dengan hati, dimana hati tersebut juga cinta kepada Allah. Hm, dengan mencintainya karena Allah pastinya
akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati. Itulah yang kita sebut
dengan “sakinah”.
Ya, Allah. Aku
mencintainya karena Mu. Sehingga berikan dan tunjukkan mana jalan terbaik bagi
kami. Kalau benar dia yang pantas kucintai karenamu, maka mudahkan dan
lancarkan proses kami untuk menggenapkan dien ini. Tapi kalau bukan dia yang
akan menemani dan mendampingi separoh perjalananku menujuMu, maka damaikan hati
ini. Buat hati ini tentram dan ridho dia bersama selainku…. Aku yakin bahwa
ketetapanmu itu sungguh yang terbaik. Bukan atas logika dan nafsu seperti
manusia, tapi semua atas kehendakMu, semua sudah Kau tulis rapi di Lauh Mahfud.
Depok, 21
November 2013
Komentar