Fenomena Komunikasi yang Kualami (dari WhatsApp sampai Drop Box)


 Hahaha, fenomena banget kayaknya ya.
Saya mendapat pengalaman yang lucu, ya sehingga saya menyebutnya ini suatu fenomena.
Ini terjadi saat saya berkumpul dengan teman sekolampok untuk mengerjakan tugas kuliah.
Bener-bener amazing.....keren dalam tanda kutip. Dari jumlah 8 orang se-kelompok, kurang lebih selama 3 bulan kuliah bareng, rasa-rasanya tak pernah dalam catatan alias rekapan rapat rutin lengkap berjumlah 8 orang. Wallahu alam, apa aja penyebabnya, kemungkinan besar karena semuanya sibuk dengan jadwal kuliah masing-masing atau memang ada kegiatan yang lebih prioritas.
Oke, itu sebagai latar belakang ceritaku kali ini.
Singkat cerita, kami diskusi untuk menyelesaikan permasalahan komunikasi yang terjadi di dalam tim. Masalah info rapat atau kumpul tidak lagi menggunakan fasilitas SMS. Hampir semua menggunakan HP Android, sehingga diputuskan komunikasi via WhatsApp group. Oke, awal-awal rasanya mulai efektif, karena apapun perkembangan bisa didiskusikan. Nah, bagi yang ga ada WA, rajin-rajin tanya ke temennya. Oke,cukup. Masalah belum muncul ke permukaan.
Satu, dua, tiga, empat kali rapat diadakan, tapi satu nama dari anggota kelompok tak kunjung datang. Sebut saja namanya Pinus (Hehe...klo cewek kan nama samarannya pake nama bunga, ini cowok jadi nama samarannya pake nama pohon).#Upss,jangan ditiru yo.
Saat kuliah, padahal sudah diberi info kalau keesokan harinya ada belajar kelompok.
Wow....rasa-rasanya gemes juga. Hampir semua anggota menanyakannya dan meragukan komitmen dalam kerja sama di dalam tim ini.
Akhirnya, kami bertanya ke sang "project manager" tentang karakternya dan bagaimana cara komunikasi dengan si Pinus tadi.Dan akhirnya fakta tentang Pinus pun dipaparkan. Dia tidak punya HP. WOOOOOOW....Sempet kaget bgt, kok bisa ga punya, kok masih ada zaman sekarang yang ga punya hp. Sedetik setelah mendengarnya seperti kasihan, tapi reaksi berikutnya semua berubah jadi geram. "Trus gimana cara komunikasi ma dy?"kata si Jati (nama samaran temennya Pinus).
Coba pernah terbayang kah, jawaban dari project manager terkait cara komunikasi dengan si Pinus.
"Gampang, pake Drop Box aja."

Heh....jujur,aku baru ngeh....ga nyangka bakal jadi gitu
Ada yang nyletuk.."Kok ga mainstream bgt ya, biasanya chatting via FB,Gtalk, YM, atau apa gitu. Kok ini via Drop Box?"
Lalu tutorial cara komunikasi pun dipraktekkan, yaitu buat notepad, lalu upload via Drop Box. Nah.... cara komunikasinya via judul text yang diupload, bukan isi dari text / notepad.
Astaghfirullah....segitunya
dan ini jadi hal yang unik yang kelompokku alami....
setiap ada perubahan di folder Drop Box maka  akan ada notifikasi ke laptop.
Diinfokan bahwa si Pinus lebih sering OL, di kostnya full wifi.
Hmmmmm, setelah kami coba, setiap kali mau kumpul, maka rame unggah text dan diubah judulnya (rename gitu) agar bisa dibaca olehnya.
Alhamdulillah, akhirnya di ujung hari deadline pengumpulan tugas, dia datang.
"Akhirnya, datang juga."
Halah, fenomena unik yang kualami saat membangun komunikasi.
Klo dievaluasi, sebenarnya tujuan komunikasi tu apa? Sudahkah komunikasi kita efektif ?



Komentar