Silaturrahim ke Malang di Bulan Oktober Ceria (Part 1)

-- sesi berangkat
Bismillah, hari Jumat, 4 Oktober 2013 perjalanan dari kampus UI menuju Malang. Start dimulai dari jam 11 siang dari Fasilkom UI, setelah selesai dengan agenda pekanan. Sebelumnya aku sudah bawa tas dan tas baju untuk langsung berangkat, jadi bisa lebih efektif, tidak perlu kembali ke kost. Nah, jalan kaki menuju seberang jalan depan Fasilkom, alhamdulillah ada bapak tukang ojek. Jadi langsung bisa diantar ke stasiun Pondok cina. Sekitar pukul 11.08 sudah sampai di Pocin, tak lama kemudia Comuter Line tujuan Jakarta Kota Lewat, sehingga 11.11 sudah berada di dalam KRL.

Ada 3 step dari jalur yang kupilih menuju stasiun Pasar Senen, yang pertama dari st.Pocin menuju st.Manggarai, lalu dari st.Manggarai menuju st.Jatinegara, dan st.Jatinegara menuju Pasar Senen. Karena ini pertama kalinya berangkat ke st.Pasar Senen sendiri dengan waktu yang cukup terbatas, karena start jam 11-an dan harus sudah di sana sebelum jam 13.40,karena kereta Matarmaja berangkat ke Malang.  Nah, KRL dari st.Pocin 11.11 dan sampai di st.Manggarai jam  11.40. Lalu sekitar 11.54 berangkat lagi dari st.Manggarai ke Jatinegara, dan sampai disana 12.04. Di st.Jatinegara, aku menukarkan tiket online dengan tiket kereta biasa, plus ngisi tiket KRL ke Pasar Senen.Wow, agak lama se antrinya, sama petugasnya juga diingetin plus dinasehati kalau kereta akan berangkat nanti siang jadi jangan sampai terlambat. Huuuuh, jadi lebih deg-degan, langsung lari menuju jalur 5, tak lama kemudian sekitar 12.20 KRL datang. Tapi jadwal KRL dar Jatinegara 12.36 dan sampai di st.Pasar Senen 12.50. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di st.Pasar Senen, sudah lega bisa ada jeda 50 menit persiapan berangkat ke Malang.Yup, sholat dhuhur dulu ma beli jajan plus minum.
Sehari sebelumnya, aku sudah persiapan atur jadwal berangkat hari Jumat, tanya ke Maria dan minta dikirimi gambar rute KRL Jadebotabek ke Nana. Waaaah, bisa kusebut ini brifing khusus. Kami mencatat beberapa kemungkinan yang bisa kupilih, ada beberapa slot waktu pemberangkatan KRL dari pocin sampai ke pasar senen. Ada beberapa kemungkinan dan pasangan langkahnya, sehingga bisa lebih fleksibel dalam perjalanan yang hanya ada waktu maksimal 2 jam 40 menit. Sehingga saat eksekusi rencana dan catatan jadwal KRL, lebih menenangkan dan efektif tidak terlalu banyak tanya dan tidak terlalu bingung alias takut ketinggalan, walau wajar kalau deg-degan dan was-was karena jadwal KRL bisa saja berubah atau telat dengan berbagai alasan yang bisa terjadi.
Nah, di langkah pertamaku, di KRL menuju st.Manggarai, awalnya setelah masuk KRL sudah tidak kebagian tempat duduk.==”. Yah, berdiri deh. Tapi tak lama kemudian, ada salah satu penumpang yang baik hati memberikan tempatnya untuk ku duduk, “Terima kasih banyak ya, Mas” . Di samping duduk itu, ada seorang ibu paruh baya yang mau turun di  st.Cikini, sepertinya usianya lebih tua dari ibuku. Ya, benar, putra ketiganya aja seumuran dengan adikku. Kami pun mulai percakapan singkat, dari st.Univ.Pancasila sampai st.Manggarai. Beliau menceritakan tentang putra dan putrinya, menanyakan tentang aku dan keluargaku. Beliau keren, hitung-hitungannya cepet. Lha pas tanya ke aku, “Sekarang umur berapa,Nak?” Yah, spontan kujawab, “Sekarang 23, Bu, mau 24 tahun. “Ohhh, berarti kelahiran 89 ya?”. Aku kaget, cepet bangt respon beliau, ternyata karena putra ketiganya kelahiran 90. Wah, so sweet, entah kenapa aku seneng, beliau sempat menasehatiku untuk bisa menjadi putri yang membahagiakan  dan membanggakan kedua orang tua. Berkali-kali beliau mengatakan, “Kamu harus selalu bersyukur,Nak!” Ya, setelah cerita kalau disini baru kuliah S2 dapat beasiswa BPPDN (walau belum cair), terus sekost ma adek kandung yang juga kuliah di UI, lalu harga kostnya 550rb/bulan (sudah termasuk sangat murah), bisa hemat uang dengan belanja sekali seminggu untuk masak sendiri, dst. Kata-kata beliau yang masih kuinget adalah “Gpp, sekarang merasakan pait dulu, susah-susah dulu, biar nanti seneng di akhirnya. Jarang sekarang ada mahasiswa yang mau susah, semua maunya yang enak aja!” Tak lama kemudian, sampai juga di st.Manggarai, ya aku pun berpisah dengan beliau, sambil berdiri kutoleh lagi, senyum beliau membuatku jadi kangen dan pingin sampai di Malang agar ketemu ibuku tersayang. ^_^
                Sampai di st.Manggarai, disini sebagai lompatan persinggahan hamper semua KRL. Di sini, aku menunggu KRL tujuan Bekasi, turun 1 stasiun aja ke Jatinegara. Menunggu KRL sekitar 10 menit duduk bersama calon penumpang yang lain. Nah, ada cerita lagi, saat ngobrol dengan bapak-bapak yang mau ke bekasi, di sampingnya lagi ada kakak perempuan yang mau ke pasar senen. Terlihat banget kalau dia lagi gugup dan takut ketinggalan kereta, pasalnya jam 11.40 masih berada di st.Manggarai, dan kereta berangkat dari st.pasar Senen jam 12.30. Wow, mepet banget dan asumsiku sepertinya ga nutut kalau harus oper lagi naik KRL.  Akhirnya dengan saran bapak tadi, mbak tersebut keluar stasiun dan naik ojek untuk ke pasar senen. Wahhhhh, semangat ya mbak!!! Hehe, aku cuma menyemangati ma persuasi agar mbak tersebut segera ambil keputusan untuk memilih naik transportasi lain, soalnya di catatan jadwalku, KRL dari Jatinegara ke Pasar Senen ada 11.36. Lha kan ga nutut.==”
                Saat sudah di Pasar Senen, sekitar pukul 13.30 kereta matarmaja sudah bersiap melaju. Oke, bersiap menempuh perjalanan panjang….kalau kulihat tiketnya berangkat jam 13.40 dan sampai di Malang 06.37. Hm, sekitar 17 jam lhoooo (ini di atas cetakan tiket)! Alhamdulillah, bangkuku dan yang di depanku tidak penuh, yang seharusnya diisi dengan 6 orang hanya ada 3 orang. Yeee, sehingga kaki bisa leluasa diatur buat posisi tidur yang lebih nyaman.
Ini nih,ada hal yang selalu membuatku suka dan menikmati kalau naik Matarmaja, bukan karena bagusnya kereta (sama sekali bukan), bukan karena murah dan turunnya harga tiketnya sekarang (bisa jadi alasan),bukan pula karena yang duduk di sampingku orang keren (wew opo maksude?). Nggak itu, tapi kalau naik kereta ekonomi, aku ngerasa inilah perjalanan kelas rakyat,dimana ada culture yang kurasakan di Indonesia begitu ramah. Ya, ada komunikasi antar penumpang, aku seneng ajak ngobrol yang di depanku, di sampingku, biar aku ga bosen dengan lama perjalanan. Selalu ada cerita dan pengalaman menarik di setiap perjalanan naik kereta Matarmaja. ^_^ Justru terkadang, tidak hanya dapat cerita atau pengalaman, tetapi lebih dari itu. Hehe, bener-bener Indonesia banget, lucu dan seru, heboh juga kadang.
                Kali ini depanku bapak yang tujuannya ke Solo, sedangkan yang penumpang disampingku turun Kepanjen. Ya, karena mereka berdua suka bola, jadi deh bahasnya bola plus suporternya. Tetapi selalu topik pertama yang beliau ceritakan adalah tentang keluarganya, putra putrinya. Begitu pun, pertanyaan beliau ke aku. Tapi yang kami lupakan adalah, selama perjalanan obrolan yang seru itu tidak diiringi atau diselipi pertanyaan, namanya siapa? Wew, hampir begitu obrolan singkat selama sehari perjalanan yang sering kualami. Kenapa ya? Aku ga ngerti, tapi sepertinya penting juga, bukan sekedar basa-basi saja.

#di setiap perjalanan, pasti ada hikmahnya....yuk jangan disia-siakan kesempatan itu
pengalaman bisa jadi ilmu baru agar menjadi insan yang lebih baik, lebih bijaksana ^_^ 

Komentar