Rabu,28 Agustus 2013
Rabu
pagi, jam 9.00 aku ma adekq berangkat dari stasiun Pondok Cina menuju stasiun
Bogor. Niat memang dari sehari sebelumnya
untuk jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Ini adalah pengalaman pertama
menuju tempat sejuk itu bersama Tika. Ternyata Tika juga belum pernah
jalan-jalan ke sana, sehingga aku bisa menyebut perjalanan ini adalah “An
exciting experience”. Sebelumnya petunjuk untuk sampai di tempat tujuan sudah
didapatkan Tika dari temannya yang pernah kesana. Tapi ternyata tidak semudah
yang ku perkirakan sebelumnya, dengan buka Google Maps dimulailah perjalanan
menuju kebun Raya Bogor dari stasiun Bogor.
Ya, dengan jalan kaki.Karena
cerita yang telah kami dengar dari stasiun ke KRB itu dekat, jadi jalan kaki
bisa. Wow, jalan kaki dimulai....lumayan juga, karena belum pernah kesana,
sehingga tidak tahu posisi pintu masuknya dimana. Entah berapa menit jalan
kakinya, waktu sudah di jalan raya utama sudah bisa melihat istana negara Bogor
sudah seneng, karena yakin KRB sudah dekat. Hm, tepat jam 11.00 kami sudah
berada di pintu masuk KRB. Subhanallah, pegel juga rasanya, lumayan juga
jalannya menuju pintu masuk 1. Sip, tiketnya untuk wisatawan domestik 15.000.Nah,dengan
15.000 semuanya boleh dikunjungi, yup, jangan dibayangkan area permainan atau
naik mobil pribadi, kami jalan kaki.hehe.Tapi entah kenapa, kami bersemangat
jalan-jalan.
Sejuk hawanya, rindang karena
banyak banget pohon yang besar, indah pemandangannya.Sip, good view, foto-foto
jadi seru banget.hehe. Alhamdulillah, jam 12-an sholat dhuhur dulu, sehingga
bisa lebih santai setelah itu. Tak terasa keliling jalan-jalan di KRB, sampai
akhirnya bener-bener pingin segera keluar, bingung cari jalan menuju pintu
utama. Di beberapa titik tersedia papan “You are here” ,kami menyebutnya.Hmmm,
karena titik itu menunjukkan posisi kami dan kemana kami harus menuju. Sempet
kaget saat “you are here” menunjukkan di paling atas sedangkan pintu utama di
paling bawah.
Wow...jalan-jalan lagi,jalan
kaki....^_^
Ku rasa antara kaki dan hati berbeda kondisinya, ada
perasaan menyerah untuk melangkah, sangat lelah, ingin segera berakhir.Hm, di
saat itulah, kaki ini masih mau melangkah, selangkah demi selangkah sampai
akhirnya sampai di tempat tujuan,yaitu pintu keluar. Yup, kita tidak boleh
menyerah di saat kita “merasa” tidak kuat lagi alias ingin menyerah, tetaplah
melangkah, selangkah demi selangkah. Selangkah walau itu berat dan pelan,
selangkah walau itu malas dan enggan, selangkah walau itu terasa sangat
menyakitkan dan sangat melelahkan.Selangkah demi selangkah, kita harus yakin
bahwa suatu saat akan sampai pada tujuan, tercapai pada titik harapan, bahkan
bisa jadi melampaui impian. Bukan
masalah lambat atau cepat, tapi yakinlah kita akan sampai di waktu yang tepat. Tentang
lambat atau cepat, itu hanya prasangka yang terkadang tidak obyektif, karena
seringkali kita membandingkan dengan yang lain.^_^ (so sweet juga nih)
Kurasa
ini memang pengalaman yang sangat menyenangkan ^_^.
Komentar