Organization Training Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya

Hari Sabtu dan Minggu, tepatnya tanggal 9 - 10 Agustus 2008 Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya mengadakan acara yang luar biasa. Departemen PSDM telah menyusun acara ini khusus untuk para EMers periode kepengurusan 2008 – 2009. Acara spesial ini adalah Organization Training yaitu training mengenai keorganisasian, apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang aktivis organisasi kampus. Training Organisasi ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu acara yang indoor di ruang PPI pada hari Sabtu dan acara outdoor di kebun raya Purwodadi pada hari Minggu.
Acara training organisasi ini dimulai di PPI pada hari Sabtu sekitar pukul 8 pagi oleh sang MC, yaitu menteri PSDM sendiri. Lalu dilanjutkan pemberian sambutan dari ketua pelaksana kegiatan, dan diteruskan oleh presiden EM. Setelah mendengarkan sambutan dari keduanya, maka para peserta disiapkan untuk mengikuti materi pertama. Sebelumnya, MC mengkondisikan EMers dengan menyampaikan apa saja kesepakatan hari ini, yaitu berupa peraturan yang wajib dipatuhi oleh semua peserta training.
“Bagaimana kabarnya hari ini?”tanya sang MC kepada EMers setelah membacakan kesepakan selama kegiatan OT ini.
“Alhamdulillah…Ceria…Luar Biasa!!!”jawab EMers yang di ruangan dengan kompak (note: saat kata ceria, EMers sambil menunjukkan senyum terbaiknya ^_^).
Pemateri pertama dalam acara OT EM 2008 adalah Agus P, mantan presiden EM Unbraw dua periode sebelumnya. Beliau menyampaikan materi tentang Organisasi, dari pengertian, jiwa organisasi, sifat – sifat yang harus dimiliki para pengurus organisasi, dsb. Beliau menyampaikan dengan begitu menarik, pembicaraan tidak kaku atau terlalu serius, dan apa yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diterapkan EMers. Dalam materi pertama ini, EMers dibagi dalam beberapa kelompok yang selanjutnya digunakan untuk permainan membangun menara dari sedotan. Dari permainan ini, EMers peserta training akan berusaha membangun suatu kerjasama dalam kelompok sehingga tujuan yang sama itu dapat terwujud, yaitu berhasil membangun menara dengan sukses.
Selain itu, materi yang didapat para peserta adalah tentang komunikasi yang efektif yaitu diisi oleh mbak Naning, wartawan radar Malang. Beliau ternyata juga alumni dari Universitas Brawijaya. Beliau menyampaikan bagaimana komunikasi antar manusia berjalan dengan efektif, sehingga kita dapat mencapai maksud dan tujuan dari komunikasi tersebut. Dan acara pun ditunda sementara untuk sholat dhuhur. Setelah selesai sholat,materi pun dilanjutkan.
Materi ketiga adalah dari mantan presiden yang lalu, Dede, beliau menyampaikan mengenai LKM (Lembaga Kedaulatan Mahasiswa) di Universitas Brawijaya. Beliau menjelaskan mengenai bagaimana tugas, fungsi serta perannya dalam kampus. Selain itu, beliau juga menyebutkan apa saja yang masih menjadi PR para aktivis, karena dalam 2 tahun kepengurusannya masih ada yang belum dilakukan dengan maksimal. Beliau juga menjelaskan pada EMers yang ikut training organisasi dengan apa Eksekutif Mahasiswa itu, hubungan dengan birokrat serta dengan dengan LKM Fakultas se-Universitas Brawijaya.
Setelah sholat Ashar, training pun dilanjutkan dengan pengenalan Eksekutif Mahasiswa periode kepengurusan 2008-2009 oleh presiden Eksekutif Mahasiswa, Nana Aziz didampingi oleh Wakil Presiden, Hendra. Sang presiden menjelaskan tentang EM yang akan dipimpinnya selama 1 periode kepengurusan. Beliau menyampaikan visi, misi serta tujuan Eksekutif Mahasiswa, dan juga menjelaskan tentang sekilas semua departemen yang ada. Pembicaraan pun akhirnya mengarah pada program kerja beberapa departemen yang dipandang menjadi suatu kegiatan yang besar, yaitu yang membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Presiden menyampaikan banyak sekali harapan untuk EM, salah satunya adalah tentang rasa memiliki EM. Beliau menekankan bahwa EM Brawijaya milik kita semua, bukan hanya milik presiden, wapres atau hanya mereka para pengurus harian atau pengurus departemen saja. Dalam sesi terakhir ini, EMers yang ada di ruangan PPI lantai 2 itu diharapkan berdiri dan bergandengan tangan dengan bersama – sama menyanyikan lagu “TOTALITAS PERJUANGAN”.
Semua serangkaian acara pada hari itu pun selesai, acara diserahkan kembali kepada MC. Sebelum acara ditutup, sang MC pun meminta semua EMers berkumpul dengan kelompoknya masing – masing (waktu materi pertama, game menara sedotan). Mc menjelaskan tentang kegiatan esok harinya di purwodadi beserta menyebutkan peralatan apa saja yang wajib dibawa pesera, baik itu secara individu atau juga secara kelompok. Setelah semua selesai, acara pun akhirnya ditutup, tetapi training organisasi belum selesai masih ada esok hari.
Keesokan harinya, sekitar pukul 07.15, EMers berangkat dari kampus menuju kebun raya Purwodadi. Sesampainya di tempat tujuan, Emers pun kembali berkumpul dengan kelompok masing – masing. Semuanya tampak bersemangat untuk mengikuti serangkaian acara Outbond dalam Training Organisasi ini. Agar lebih bersemangat, EMers berolahraga pagi terlebih dahulu dipandu langsung oleh sang trainer, yang ternyata juga sang menteri departemen PSDM.
“Mbek….mbek…..mbek….”
“Nga….nga…..nga…..”
“Ngi….ngi…..ngi…ngi….”
“Nge….nge….nge….”
Kata – kata yang hanya satu suku kata itu serentak memecah kesunyian pagi hari itu. Pasalnya, satu suku kata itu diucapkan EMers dengan keadaan mata ditutup untuk berkumpul dengan kelompok outbond yang baru. Sungguh awal kegiatan outbond yang menarik. Setelah beberapa waktu kemudian, akhirnya semuanya telah berhasil berkumpul dengan anggota kelompok yang lain yang juga membunyikan satu suku kata yang sama. Acara dilanjutkan oleh penampilan setiap kelompok dengan menunjukkan nama kelompok dan yel-yelnya.
Outbond pertama adalah Blind team, yaitu semua anggota kelompok ditutup matanya, kecuali sang ketua kelompok yang berada di barisan paling akhir dan bertugas sebagai penunjuk arah. Ketua kelompok memberi kode kepada yang didepannya, dan seterusnya sampai yang berada paling depan. Setelah sampai di tempat tujuan, yakni tempat botol memasukkan paku, ketua kelompok mengomando semua anggotanya untuk menalikan tali raffia yang telah dipersiapkan sebelum game tadi di pinggangnya. Sang pemimpin diuji untuk dapat memberi perintah bijak kepada anggotanya agar berhasil mencapai tujuan, yaitu berhasil memasukkan paku ke dalam botol.
Outbond yang kedua adalah setiap kelompok bertugas memindahkan 2 balon berisi air dari tempat segitiga merah ke yang biru. Game kali ini membutuhkan kerja sama tim yang baik, ide yang kreatif sehingga dapat memecahkan masalah. Karena kalau tidak, balon yang akan dipindahkan bisa saja jatuh dan mengakibatkan balon meletus. Game kali ini membuat semua kelompok berusaha optimal agar berhasil, akhirnya ada beberapa kelompok yang menemukan solusi dan berhasil, sementara ada beberapa kelompok yang masih memikirkan cara yang terbaik atau ada juga yang balon berisi airnya telah meletus sebelum sampai di tempat tujuan.
Outbond ketiga adalah Spider Wap, yaitu semua kelompok bertugas melewati lubang pada jaring – jarring yang telah dibuat. Setiap ketua kelompok memilih beberapa jalan yang akan dilalui oleh anggota kelompoknya. Game yang satu ini membutuhkan kerjasama serta kepercayaan. Aturan mainnya adalah semua anggota kelompok yang melewati lubang tertentu dilarang menyentuh jarring, jadi untuk melewati lubang yang berada di atas, maka perlu kerjasama kelompok untuk mengangkat temannya itu agar sukses melewati lubang dan anggota kelompok yang berada di seberang bekerjasama menerimanya. Kepercayaan pada semua anggota kelompok juga sangat ditekankan, semuanya harus percaya bahwa anggota kalompoknya bekerjasama mengangkat temannya dan juga menerimanya agar anggota tersebut tidak jatuh atau sampai terluka.
Acara pun ditunda Sholat Dhuhur dan makan siang. Pertama para EMers yang laki – laki dipersilakan untuk sholat terlebih dahulu, sementara itu para peserta putri terlebih dahulu menyantap makan siang, dan begitu bergantian. Setelah semuanya sudah selesai sholat dan makan siang, maka acara pun kembali dimulai.Game outbond kali ini dinilai panitia sebagai game puncak yang menguji EMers. Game kali ini adalah membuat rujak yang kriterianya lengkap komponen rujak, serta rasanya pedas dan asam.
Setiap ketua kelompok berlomba – lomba memilih peralatan rujak yang telah dibagi – bagi dalam tempat berbeda. Setiap tempat tersebut, tidak ada yang pasti memenuhi persyaratan yang diajukan panitia dan trainer. Tapi yach, inilah tantangan dalam game kali ini. Sang trainer menawarkan kelonggaran bahwa satu orang dari tiap kelompok boleh keluar mencari bantuan dari kelompok lain untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan dengan konsekuensi bahwa semua anggotanya akan mendapakan hukuman. Dari 6 kelompok yang ada, hanya 2 kelompok yang masih bersikukuh untuk tidak keluar kelompok dan tidak mendapatkan hukuman. Keeempat kelompok yang lain mendapatkan hukuman karena keberanian mereka mengambil resiko yang ditawarkan.
Pengalaman kali ini begitu menyenangkan…..

Komentar