Resume “Peran Media” oleh Pembicara Malang Pos (Manajer Redaksi)



“Anda tahu mengapa majalah kampus tidak bisa berkembang ke luar kampus? Majalah kampus tidak bisa sampai dijual ke mahasiswa?”pertanyaan pemateri memulai pembicaraan kepada peserta MES. Beliau menyampaikan bahwa penyebabnya adalah karena majalah kampus belum menuruti kemauan umum. Mahasiswa pers memegang teguh idealismenya. Padahal, idealisme harus bisa selaras dengan kondisi yang ada. Bukan berarti menjunjung tinggi idealisme tidak perlu dalam mengelola media, tetapi bagaimana idealisme tersebut dapat diselaraskan, diserasikan dengan keadaan sehingga dapat memenuhi kemauan semua kalangan. Satu lagi yang sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa dalah pembaca yang baik, tetapi pembeli yang buruk.

Sebenarnya memegang idealisme dalam media itu sangat penting. Buktinya, Malang Post telah bertahan selama 10 tahun dengan memegang teguh idealismenya. Pemateri sebagai manajer redaksi menjelaskan bahwa Malang Post tidak akan menampilkan gambar atau foto yang mengandung pornografi, dan SARA. Itulah idealisme yang dipegang teguh. Dengan idealisme itu, Malang Pos tetap bisa eksis dalam menyampaikan berita untuk semua.

Media berperan penting dalam penegakan demokrasi, terbukti bahwa media merupakan pilar keempat demokrasi. Tuntutan media memang sangat berat. Peran media yang lain adalah sebagai penyebar agama. Media juga berperan sebagai jembatan kepentingan antara masyarakat dan pemerintah. Selain itu, media juga sebagai corong pemerintah.

Media, dalam hal ini media cetak atau koran berfungsi untuk memenuhi kepentingan pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa. Media cetak menyampaikan kebijakan atau keputusan pemerintah kepada masyarakat dan mahasiswa. Selain itu, media juga menyampikan aspirasi masyarakat untuk pemerintah. Media juga melayani kepentingan mahasiswa sebagai agent of change.

Malang Pos merupakan suatu organisasi pers yang terdiri dari 4 divisi, yaitu divisi Redaksi, Iklan, Marketing, dan Umum. Divisi Redaksi yang terdiri dari wartawan dan redaktur. Wartawan bertugas mencari berita yang akan dimuat, sedangkan redaktur adalah penanggung jawab atas berita yang dimuat. Divisi Ilkan bertugas untuk mendapatkan pemasukan Malang Pos dari pemasang iklan. Tim iklan ini benar – benar teliti, dimana iklan per kolom / per inchi sangat diperhitungkan. Divisi Marketing bertugas untuk memasarkan atau menjual koran Malang Pos. Dan divisi Umum bertugas mengurus biaya liputan Malang Pos.

“Jangan pernah ingin jadi seperti yang lain, tetapi jadilah berbeda.” Pernyataan di ataslah yang diterapkan oleh Malang pos. Malang pos merasa tidak perlu mengikuti koran – koran lainnya dalam menyampaikan berita yang sama. Malang pos mempunyai berita unggulan sendiri, yaitu AREMA. Kemanapun AREMA bertanding, wartawan Malang Pos selalu meliputnya. Dan berita kemenangan AREMA selalu dinantikan, karena dengan itu Malang post bisa terjual 200 % penjualan, tidak seperti biasanya.

Di Malang Pos, rapat dilaksanakan 3 kali dalam sehari. Rapat yang pertama pada pukul 09.00 WIB, yaitu membuka semua media cetak dan membandingkannya dengan Malang Pos. Rapat kedua adalah pada pukul 13.00. Para wartawan mengisi buku atau listing berita. Wartawan mengisinya untuk membuat pilihan berita yang akan dimuat besok. Ketiga, pukul 15.00 yaitu membahas headline (berita utama), yang terdiri dari 7 berita utama di halaman 1. Selain itu, rapat juga diagendakan untuk membahas 60% perencanaan dan 40 % berita tidak terencana (pembunuhan, penangkapan) sampai pukul 19.30.

Begitulah sedikit ceritaku tentang Malang Post, setelah pada beberapa pekan lalu mengunjungi Malang Post.Benar pekerjaan mereka sangat membutuhkan manajemen waktu yang baik. Karena setiap hari deadlinenya,seakan - akan tidak ada hentinya untuk mencari berita.Subhanallah, walaupun kita bukan seorang wartawan , kita harus tetep bisa memanajemen waktu kita. Jangan sampai kita membuang waktu....jangan sampai waktu kita sia - sia saja.


Berusahalah untuk jadi lebik baik dan jadi orang yang bermanfaat....

Be better and be useful person....


Komentar