AKU NGIN MENULIS



Menulis sebuah tulisan sederhana itulah yang akan aku lakukan saat ini. Sebuah tulisan sederhana, yach sebuah tulisan yang sangat sederhana. Aku katakan demikian, karena sampai detik ini aku belum bisa membuat suatu tulisan yang tidak sederhana. Aku masih berperan sebagai seorang yang ingin memulai untuk menuliskan sesuatu. Aku adalah seseorang yang sedang mencoba menyampaikan sesuatu yang ingin aku sampaikan melewati sebuah tulisan ini. Walau aku juga belum begitu yakin, bahwa aku akan dapat berhasil menyampaikan semuanya dengan lugas. Tetapi aku mempunyai tekad dan semangat untuk berusaha agar berhasil menuliskan sesuatu.

Sebenarnya, Aku telah menyimpan keinginan untuk bisa menuliskan sesuatu sejak dulu. Aku ingin berhasil menyampaikan sesuatu yang tak bisa aku katakan dengan suara yang lantang. Intinya, aku ingin berhasil menulis sesuatu. Menulis apa saja yang ada pada pikiranku, sehingga dapat dibaca di lain kesempatan. Entah itu cerita hidup atau pengalaman yang telah aku alami, puisi, cerpen, novel, syair, atau hanyalah sebuah kumpulan kata - kata yang sangat sederhana. Terkadang terbesit harapan, bahwa tulisanku nantinya akan dibaca oleh seseorang atau bahkan orang lain yang jumlahnya tak aku sangka. Aku ingin sekali menyampaikan sesuatu yang mungkin juga dapat bermakna bagi beberapa orang. Karena aku tahu bahwa apa yang aku tulis belum tentu bisa dibaca atau dimengerti bahkan dipahami atau bahkan lebih parah lagi dinikmati. Sudah aku katakan bahwa aku belum termasuk orang – orang yang telah berhasil menuliskan sesuatu yang bernilai. Dan sekarang, aku masih memulai untuk berhasil menuliskan sesuatu untuk diriku sendiri.

Aku telah belajar menulis sejak kecil, saat itu dimulai dari usahaku menggerakkan pensil atau spidol pada kertas yang diberikan ibuku. Tahap selanjutnya, aku dibimbing guru TK-ku untuk menuliskan sebuah huruf demi huruf, dari A sampai Z, dan aku telah lulus melakukannya. Setelah itu, Aku belajar menggoreskan pena di buku tulisku waktu SD.Dan aku telah melalui pembelajaran untuk mengarang sesuatu di buku tugasku.Sekarang, aku duduk di depan komputer berniat untuk berhasil menyelesaikan sebuah tulisan yang sangat sederhana ini.

Mengapa aku memulai menulis sesuatu ini sekarang, mengapa tidak kemarin, dua hari yang lalu, seminggu yang lalu, sebulan yang lalu, setahun yang lalu atau sejak aku telah bisa mecoret-coret dinding kamarku. Apa aku yang belum sadar bahwa aku telah bisa menulis. Yach, suasana hatiku memang sedang kacau seiring dengan kacaunya ide di pikiranku untuk menyelesaikan tulisan yang sederhana ini. Mungkin banyak sederetan alasan yang bisa aku utarakan, antara lain, karena aku menganggap aku belum bisa menjadi seorang penulis, aku memang bukan seorang penulis handal, aku belum bisa menyisakan waktu luangku untuk menuliskan sesuatu yang lain, atau aku kadang malas untuk mengobral kata-kataku sendiri di bukuku, aku belum percaya diri untuk menulis, aku malu kepada orang lain, aku takut orang lain membaca tulisanku lalu mereka menertawakannya bukan karena tulisanku yang lucu tetapi karena tulisanku yang tak baik. Aku tahu bahwa aku harus mengalahkan atau menghancurkan semua alasan aneh di atas, tapi kekuatanku masih dihalangi niat yang kurang SIP.

Menulis memang suatu kegiatan yang tampaknya sepele, yach hanya menggerakkan pena atau mengetikkan sesuatu pada keyboard komputer. Tetapi bagiku, menulis bukan sesuatu yang mudah sekali, seperti membalikkan telapak tangan atau kegiatan itu akan selesai dalam sekejap mata. Apalagi yang terasa sulit bagiku adalah menuliskan kalimat pertama pada karanganku. Memulai untuk menuliskan sebuah kata lalu menjadi kalimat terus jadi paragraph dan akhirnya akan menjadi sebuah karangan atau sebuah artikel yang diinginkan. Kecuali kalau pada saat – saat yang sangat teramat dibutuhkan, aku juga bisa seperti orang lain yang dengan semangatnya untuk menuliskan sesuatu dan menyelesaikannya sesegera mungkin. Pasalnya kalau tidak cepat, sang dosen bisa saja tidak menerima lagi kertas jawaban ujianku. Hehehe, maksudku adalah waktu detik-detik terakhir ujian dimana saat itu keadaan dan pikiranku telah memberi aba – aba untuk segera mengarang sesuatu untuk dituliskan pada kertas ujian yang kosong.

Aku jadi teringat pada pernyataan berikut,“Tulislah apa yang ada dalam pikiranmu, jangan kau pikirkan apa yang akan kau tulis!”Itulah suatu pernyataan yang diucapkan oleh guru bahasa Indonesiaku waktu aku duduk di kelas IV SD dulu. Di saat itu, aku dan teman – temanku mendapat tugas untuk menulis sebuah karangan. Walau kami diberi waktu dua jam pelajaran, kami telah menyia-nyiakan 15 menit secara percuma hanya untuk berpikir apa yang harus ditulis pertama kali pada lembar buku tugas kami. Kalimat perintah yang halus tadi merupakan kalimat penyemangat bagiku agar segera menulis dan sekaligus juga menyebabkan munculnya suatu pertanyaan yang aneh dari temanku. Bagaimana bisa menuliskan sesuatu di buku tugas, apabila yang terdapat di pikiran adalah pertanyaan ‘apa yang harus kutulis?’. Apa kalau seperti itu kenyataannya, dia harus menulis pertanyaan itu dulu, baru melanjutkannya dengan kalimat Tanya berikutnya? Hehehe…Yach, memang suatu hal bisa menjadi membingungkan bagi siapa saja yang memang telah merasa bingung.

Waktu yang disediakan telah berakhir, kami pun segera mengumpulkan buku tugas kami. Itu artinya kami telah selesai menulis suatu karangan. Yach, kami telah berhasil menulis. Kebanyakan dari kami dulu menulis tentang pengalaman waktu liburan di rumah nenek, berkunjung ke saudara – saudara, atau rekreasi ke tempat objek wisata. Dan kisah – kisah kami pun beraroma kebahagiaan serta keceriaan di masa anak-anak. Pembelajaran untuk mengarang tak berhenti di situ, pada kesempatan yang lain, sang guru memberi petunjuk bahwa karangan yang ditulis bertema pengalaman yang lucu atau memalukan. Sontan saja, kami berteriak dengan berbagai macam tanggapan. Ada yang langsung menyambutnya dengan kata ‘Yes’, ‘No’, atau ‘Yes No’, hehehe….ada yang kecewa karena belum mendapat ide tentang pengalaman yang lucu atau ada juga yang tersipu malu sendiri karena teringat pengalamannya yang sedikit bahkan sangat amat memalukan. Walau begitu, kami semua berusaha mencari memori tentang sesuatu hal yang lucu atau memalukan yang telah kami alami. Saat mengarangnya, banyak sekali dari kami yang tersenyum bahkan tertawa sendiri mengingat kejadian – kejadian yang telah mereka alami. Lain kesempatan lain pula tema yang harus diangkat untuk tugas bahasa Indonesia, pada saat sang guru memberitahukan bahwa temanya adalah kisah-kisah sedih, maka kami pun berusaha menggali momen-momen sedih di memori otak kami. Dan saat itu suasana mengarang di kelas pun menjadi mengharu biru.

Memang menulis bisa menjadi salah satu aktivitas yang menarik, asalkan kita bisa membuat diri kita nyaman. Jadi, bukan kita harus memaksakan diri untuk bisa menulis. Tetapi, setidaknya kita memanfaatkan waktu luang kita daripaada kita sia-siakan untuk hal yang kurang bermanfaat, tidak ada salahnya kita menulis sesuatu. Itu bisa saja membuat suasana jadi lebih baik. Tetapi, tak bisa dipungkiri oleh diriku sendiri bahwa meluangkan waktu menulis adalah agak membosankan dan malas. Hehehe.

Ayo memulai menulis sesuatu…Aku ingin bisa menulis seuatu.Aku ingin membuat diriku suka menulis. Dan yakinlah bahwa kita bisa menulis.


Komentar

Rachavidya mengatakan…
Assalamu'alaikum wr.wb.
betha...
ni vidya..
t'link yah blogmu ke blogq